Mugiyanto,
pegiat HAM yang pernah menjadi korban penculikan Tim Mawar yang melibatkan
Prabowo, dijadwalkan untuk menjadi pembicara dalam diskusi bertopik
"gerakan rakyat menuju perubahan," Kamis malam ini.
Acara itu
merupakan rangkaian kegiatan Semangat Kuning, atau Yellow Mania, yang digelar
dari 6-10 Januari 2016. Selain diskusi, acara tersebut terdiri dari pameran
foto, stand-up comedy, dan aktivitas lainnya.
Acara
tersebut diselenggarakan Bersih 2.0, wadah berbagai organisasi di Malaysia yang
menuntut pembaharuan politik dan pemberantasan korupsi. Kuning adalah warna
identitas mereka. "Namun sesudah mendarat di Bandara Kuala Lumpur, di
imigrasi paspor saya diperiksa dengan teliti, lalu saya dibawa ke sebuah
ruangan khusus," papar Mugiyanto, kepada Ging Ginanjar dari BBC Indonesia.
"Di ruangan itu ada tiga orang menunggu, yang memperkenalkan diri dari
kepolisian. Dan salah satunya mengaku dari satuan antiteror," kata
Mugiyanto pula. "Mereka bilang, saya tak boleh masuk Malaysia, karena akan
datang ke suatu acara politk. Sebagai orang asing saya tak boleh melakukan itu
karena merupakan intervensi terhadap urusan dalam negeri Malaysia."
Mugiyanto
bingung, karena sebelumnya ia sudah sering ke Malaysia untuk bermacam acara,
dan tak menemui masalah. "Mereka bilang, kalau tetap masuk Malaysia,
keluar dari bandara, saya akan ditangkap. Sebetulnya saya akan tetap ngotot masuk. Tak apa kalau ditangkap. Tapi
mereka menahan paspor saya."
"Saya
menelpon panitia, Bersih2.0, mengabarkan masalah saya, tapi kemudian diharuskan
memutuskan hubungan telepon oleh polisi-polisi itu." Lalu Mugiyanto
mengatakan akan menghubungi Konsulat Indonesia. "Mereka bilang, tak akan
ada gunanya juga. Ketika saya ngotot, mereka
bilang, ini sudah mau boarding. Lalu saya
digiring oleh 10 orang hingga masuk ke pesawat Garuda untuk kembali ke
Jakarta," kisah Mugi.
Mugiyanto
menyesalkan pengusirannya yang dinilainya bertentangan dengan semangat
kebebasan dan demokrasi. Maria Chin Abdullah, Ketua Bersih 2.0 yang sedianya
tampil bersama Mugiyanto dalam diskusi, tak habis pikir dengan deportasi yang
dilakukan aparat Malaysia.
"Ini sebuah skandal. Pelanggaran terang-terangan terhadap
kebebasan berekspresi," kata Maria Chin kepada Ging Ginanjar dari BBC. "Kami
mengutuk keras pemerintah Malaysia atas tindakan ini, dan menuntut mereka
memberikan penjelasan terbuka, mengapa mereka mendeportasi Mugiyanto. Maria
Chin Abdullah menandaskan, Mugiyanto akan tetap tampil sebagai pembicara di
diskusi Semangat Kuning Bersih2.0 malam ini, walaupun hanya melalui diskusi
jarak jauh dengan Skype.
"Ini
untuk menunjukkan bahwa kami tidak tunduk terhawap kesewenang-wenangan,"
kata Maria Chin pula. BBC beberapa kali menghubungi pihak berwenang Malaysia,
namun panggilan telepon kami tak pernah diangkat, dan hanya masuk ke mesin
penjawab otomatis.