Banda Aceh - Kepala
Kepolisian Daerah Aceh Inspektur Jenderal Husein Hamidi menilai menyerahnya Nurdin
Ismail alias Din Minimi karena terdesak operasi yang dilakukan polisi dan TNI
dalam mengejar kelompok kriminal bersenjata itu Hal tersebut disampaikan Kapolda dalam
konferensi pers di markasnya, Banda Aceh, Kamis, 31 Desember 2015. Menurut
Husein, selama ini Din Minimi bersama 20 pengikutnya terus diburu karena diduga
melakukan sejumlah aksi kejahatan. “Karena sudah terdesak oleh pengejaran
aparat Polri dan TNI, akhirnya berupaya untuk mencari perlindungan, menyerahkan
diri kepada Kepala BIN (Badan Intelijen Negara). Saya pikir seperti itu,”
katanya kepada wartawan.
Padahal pihaknya telah berulang kali meminta Din Minimi untuk
menyerahkan diri, tapi tak pernah digubris. Kapolda mengakui saat kelompok itu
akan dijemput Kepala BIN Sutiyoso di hutan Aceh Timur, pihaknya dan Pangdam
Iskandar Muda diberi tahu untuk menahan pergerakan pasukan. Polisi dan TNI
menghormati upaya itu.
Husein juga telah menjelaskan kepada Kepala BIN bahwa Din
Minimi dan kawannya adalah DPO atau buron pihak kepolisian. "Kita menghormati
penanganannya, sambil menunggu perkembangan," katanya. Kapolda
berjanji tetap berupaya memproses hukum sejumlah pelanggaran yang dilakukan Din
Minimi, sekalipun sudah menyerahkan diri.
Dalam
catatan kepolisian, ada 14 kasus kejahatan yang diduga kelompok tersebut selama
ini di Aceh. Kasus termasuk penculikan, pemerasan, penganiayaan, perusakan,
pembakaran, dan pembunuhan yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Selanjutnya juga kepemilikan senjata api ilegal.
Korban
aksi kelompok Din Minimi sekitar 17 orang. Dari jumlah itu, dua orang
meninggal, yaitu anggota TNI yang diduga dibunuh kelompok tersebut pada akhir
Maret lalu. Dalam operasinya membasmi kelompok kriminal di Aceh, polisi
juga berhasil menangkap 22 orang dan menewaskan enam orang. Polisi juga ikut
menyita 30 pucuk senjata api dengan 4.658 amunisi dan sejumlah magazen serta
granat. Dalam setahun terakhir, polisi dan TNI kerap terlibat kontak senjata
dengan kelompok kriminal Aceh di beberapa lokasi, yakni Aceh Timur, Aceh Utara,
Aceh Besar, dan Pidie. (HD)
0 comments: